Kamis, 31 Maret 2016

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WARUGA (MINAHASA UTARA)


Waruga di salah satu perkebunan warga di desa Tumaluntung Minut

Awal dari sejarah Waruga mencatat bahwa mula-mula Suku Minahasa jika mengubur orang meninggal sebelum ditanam terlebih dulu dibungkus dengan daun woka (sejenis janur). Lambat laun, terjadi perubahan dalam kebiasaan menggunakan daun woka. Kebiasaan dibungkus daun ini berubah dengan mengganti wadah rongga pohon kayu atau nibung kemudian orang meninggal dimasukkan ke dalam rongga pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru sekitar abad IX Suku Minahasa mulai menggunakan Waruga. 
Waruga adalah makam/kuburan leluhur orang Minahasa (Suku Minahasa) yang terbuat dari batu (Batuan Beku “igneous rock”/Batu Demato) dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas

KONSERVASI DAN SLANK

Oleh: Viando Imanuel Manarisip (ART 2202 Z)

Konservasi
Bercerita tentang lingkungan hidup mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti dengan kata “Konservasi”. Kata ini begitu akrab dikalangan pencinta alam maupun para peduli lingkungan. Agustus lalu di kota Bitung (Sulawesi utara), ketika para Aktivis Lingkungan memperingati Hari Konservasi Nasional disana terlihat dan didapati adanya masyarakat yang masih bingung dan kurang paham dengan konservasi.

Konservasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pemeliaraan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan pelestarian, namun secara harafia Konservasi adalah usaha untuk melestarikan dan memperbarui sumber-sumber alam agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Sumber-sumber alam yang harus dilestarikan dan diperbaharui antara lain sungai, danau, laut, hutan, dan kawasan alam terbuka serta populasi fauna yang beraneka ragam, termasuk juga tanah yang subur dan udara yang bersih.

Konservasi juga berarti langkah-langkah penghematan energi dengan penggunaan teknologi yang efisien serta mengubah berbagai kebiasaan yang memboroskan energi. Tentunya tujuan utama dari program konservasi adalah untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan, hewan dan segala mahkluk penghuni alam yang merupakan keanekaragaman hayati yang ada di planet bumi ini dengan cara melindungi bumi dan air yang menjadi tempat mereka hidup.

Di Indonesia, kebijakan koservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberapa turunan Peraturan Pemerintah (PP), diataranya:

1.      PP 68/1998  terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
2.      PP 7/1999 terkait pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa.
3.      PP 8/1999 terkait pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL
4.      PP 36/2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional (TM), taman hutan raya (THR), dan taman wisata alam (TWA).

Meskipun luas Indonesia hanya 1,3% dari total permukaan bumi, namun sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan habitat yang penting bagi 17% dari seluruh spesies tumbuhan dan hewan dunia yang sangat unik dan tak dapat ditemukan di belahan bumi manapun.

Indonesia juga merupakan tempat hidupnya 17% dari seluruh spesies burung di dunia, 12% dari seluruh mamalia, 16% dari semua jenis reptile dan hewan amfibi, serta 33% dari seluruh spesies serangga di dunia.

Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, Indonesia banyak menghadapi bahaya kerusakan lingkungan. Dan harus kita sadari kerusakan lingkungan tentunya berlangsung lebih cepat daripada pemulihannya. Selain memerlukan waktu, diperlukan dukungan banyak pihak untuk menjamin agar sumber-sumber alam di wilayahnya selalu terjaga.

Slank
Slank merupakan salah satu band Indonesia yang ikut campur dalam pelestarian lingkungan di negara ini. Melalui musik, band yang sudah berkarya lebih dari 30 tahun ini sudah banyak menyuarahkan pesan-pesan lingkungan. Kepedulian mereka terhadap lingkungan dan alam bisa didengar dari lagu-lagu ciptaan mereka seperti “Gak Perawan”, “Alami”, “Bocah”, “Tepi Campuhan”, “Lembah Bailem” dll.

Bukan hanya melalui lagu saja, Slank juga terlibat dalam kampanye lingkungan. Dimana vokalis mereka Kaka Slank yang aktif dalam penolakan tambang di Pulau Bangka Minahasa Utara dan Slank juga ikut melestarikan hewan endemik yang ada di Sulawesi Utara yaitu Yaki. Dengan menjadi Duta Yaki, mereka aktif dalam kepedulian alam di Bumi Nyiur melambai ini. 

Bulan Agustus lalu, ketika Manado kedatangan Band Slank dalam rangka kemerdekaan Indonesia yang ke 70 Tahun, mereka mengadakan konser di Pantai Malalayang (15/7/15). Bersama TNI AL

Perasaan Seni



Serasa manis sejuknya
embun
Selagu merdu dersinya
angin
Membisik,
Mengajak aku
Berpantun
Mengayun jiwa
Ketempat dingin
Jika kau datang sekuat
raksasa
Atau kau menjelma secantik
 juwita
Dalam tubuh kau
berkuasa
Dalam dada kau
bertahta.

Puisi oleh : Y.E Tatengkeng