Rabu, 22 April 2020

PEMANASAN GLOBAL DALAM KEBERLANJUTAN BUMI

Isu lingkungan pemanasan global akhir-akhir ini sangat populer. Gerakan-gerakanya sudah banyak di lakukan.

Hari ini salah satu gerakan yang paling mencuri mata dunia di lakukan oleh gadis berumur 16 tahun Greta Thunberg.

Prediksi IPCC (Panel on Climete Change) suhu bumi akan naik dua kali lipat di tahun 2100, bahkan emisi paris tercapai, bisa sja suhu bumi akan naik 4 derjat, berarti hutan tropis planet ini akan menjadi savana rawan kebakaran.

Bahkan ada skenario paling buruk. Di kenaikan dua derajat lapisan es akan mulai hancur, tambah 400 juta orang akan kekurangan air, kota-kota besar di sekitar garis khutulistiwa akan menjadi tak layak huni. Dengan kenaikan tiga derajat Eropa selatan bakal mengalami kekeringan permanen, kekeringan rata-rata di Amerika Tengah bakal berlangsung sembilan belas bulan lebih lama sementara di Karabia dua puluh satu bulan lebih lama. Di Afrika utara, perpanjangan enam puluh bulan. Daerah yang kena kebakaran hutan meluas dua kali lipat di kawasan laut Tengah dan enam kali lipat atau lebih di Amerika Serikat. Dengan kenaikan empat derajat, bakal terjadi tambahan delapan juta kasus deman berdara tiap tahun di Amerika Latin dan krisis pangan global. Dapat terjadi 9 persen lebih banyak kematian terkait panas.

Alfret S Palalo

Kamis, 31 Maret 2016

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WARUGA (MINAHASA UTARA)


Waruga di salah satu perkebunan warga di desa Tumaluntung Minut

Awal dari sejarah Waruga mencatat bahwa mula-mula Suku Minahasa jika mengubur orang meninggal sebelum ditanam terlebih dulu dibungkus dengan daun woka (sejenis janur). Lambat laun, terjadi perubahan dalam kebiasaan menggunakan daun woka. Kebiasaan dibungkus daun ini berubah dengan mengganti wadah rongga pohon kayu atau nibung kemudian orang meninggal dimasukkan ke dalam rongga pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru sekitar abad IX Suku Minahasa mulai menggunakan Waruga. 
Waruga adalah makam/kuburan leluhur orang Minahasa (Suku Minahasa) yang terbuat dari batu (Batuan Beku “igneous rock”/Batu Demato) dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas

KONSERVASI DAN SLANK

Oleh: Viando Imanuel Manarisip (ART 2202 Z)

Konservasi
Bercerita tentang lingkungan hidup mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti dengan kata “Konservasi”. Kata ini begitu akrab dikalangan pencinta alam maupun para peduli lingkungan. Agustus lalu di kota Bitung (Sulawesi utara), ketika para Aktivis Lingkungan memperingati Hari Konservasi Nasional disana terlihat dan didapati adanya masyarakat yang masih bingung dan kurang paham dengan konservasi.

Konservasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pemeliaraan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan pelestarian, namun secara harafia Konservasi adalah usaha untuk melestarikan dan memperbarui sumber-sumber alam agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Sumber-sumber alam yang harus dilestarikan dan diperbaharui antara lain sungai, danau, laut, hutan, dan kawasan alam terbuka serta populasi fauna yang beraneka ragam, termasuk juga tanah yang subur dan udara yang bersih.

Konservasi juga berarti langkah-langkah penghematan energi dengan penggunaan teknologi yang efisien serta mengubah berbagai kebiasaan yang memboroskan energi. Tentunya tujuan utama dari program konservasi adalah untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan, hewan dan segala mahkluk penghuni alam yang merupakan keanekaragaman hayati yang ada di planet bumi ini dengan cara melindungi bumi dan air yang menjadi tempat mereka hidup.

Di Indonesia, kebijakan koservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberapa turunan Peraturan Pemerintah (PP), diataranya:

1.      PP 68/1998  terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
2.      PP 7/1999 terkait pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa.
3.      PP 8/1999 terkait pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL
4.      PP 36/2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional (TM), taman hutan raya (THR), dan taman wisata alam (TWA).

Meskipun luas Indonesia hanya 1,3% dari total permukaan bumi, namun sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan habitat yang penting bagi 17% dari seluruh spesies tumbuhan dan hewan dunia yang sangat unik dan tak dapat ditemukan di belahan bumi manapun.

Indonesia juga merupakan tempat hidupnya 17% dari seluruh spesies burung di dunia, 12% dari seluruh mamalia, 16% dari semua jenis reptile dan hewan amfibi, serta 33% dari seluruh spesies serangga di dunia.

Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, Indonesia banyak menghadapi bahaya kerusakan lingkungan. Dan harus kita sadari kerusakan lingkungan tentunya berlangsung lebih cepat daripada pemulihannya. Selain memerlukan waktu, diperlukan dukungan banyak pihak untuk menjamin agar sumber-sumber alam di wilayahnya selalu terjaga.

Slank
Slank merupakan salah satu band Indonesia yang ikut campur dalam pelestarian lingkungan di negara ini. Melalui musik, band yang sudah berkarya lebih dari 30 tahun ini sudah banyak menyuarahkan pesan-pesan lingkungan. Kepedulian mereka terhadap lingkungan dan alam bisa didengar dari lagu-lagu ciptaan mereka seperti “Gak Perawan”, “Alami”, “Bocah”, “Tepi Campuhan”, “Lembah Bailem” dll.

Bukan hanya melalui lagu saja, Slank juga terlibat dalam kampanye lingkungan. Dimana vokalis mereka Kaka Slank yang aktif dalam penolakan tambang di Pulau Bangka Minahasa Utara dan Slank juga ikut melestarikan hewan endemik yang ada di Sulawesi Utara yaitu Yaki. Dengan menjadi Duta Yaki, mereka aktif dalam kepedulian alam di Bumi Nyiur melambai ini. 

Bulan Agustus lalu, ketika Manado kedatangan Band Slank dalam rangka kemerdekaan Indonesia yang ke 70 Tahun, mereka mengadakan konser di Pantai Malalayang (15/7/15). Bersama TNI AL

Perasaan Seni



Serasa manis sejuknya
embun
Selagu merdu dersinya
angin
Membisik,
Mengajak aku
Berpantun
Mengayun jiwa
Ketempat dingin
Jika kau datang sekuat
raksasa
Atau kau menjelma secantik
 juwita
Dalam tubuh kau
berkuasa
Dalam dada kau
bertahta.

Puisi oleh : Y.E Tatengkeng

Sabtu, 10 Oktober 2015

Pelatihan Jurnalisme Lingkungan MPA ARTSAS



Para Peserta Jurnalisme Lingkungan


Jumat, 25 September 2015 Mahasiswa Pencinta Alam Artsas yang bekerjasama dengan SulutGreen.com mengadakan pelatihan Jurnalistik kepada calon anggota mereka. Pelatihan ini berlangsung di gedung Theater Hall Fakultas Ilmu Budaya Unsrat dari pukul 4 hingga 6 sore yang diikuti oleh 7 calon anggota dan 5 anggota Mpa Artsas.

Pelatihan Jurnalistik ini dalam rangkaian Pendidikan Dasar kepada Calang (Calon Anggota) Mpa Artsas 2015 dan dipimpin langsung oleh Reza Tumanken selaku Ketua Umum. materi yang dibawakan yaitu Jurnalisme Lingkungan oleh Themmy Aditya Nugraha yang juga penulis di media lingkungan Sulutgreen.com dan Mongabay Indonesia.

Materi yang diberikan agak sedikit berbeda, yaitu “Jurnalisme Lingkungan”. Dimana para peserta bukan hanya mempelajari dasar-dasar jurnalistik yaitu 5W + 1H namun diajarkan juga untuk memahami lebih jauh lingkungan hidup dengan undang-undangnya yang sudah diatur, serta pentingnya mempelajari Jurnalisme Lingkungan dan elemen-elemen Jurnalisme hingga masalah lingkungan hidup lebih dalam.


Selama materi berlangsung para peserta terlihat asik mengikuti pelatihan ini, peserta diajarkan menulis sebuah berita dengan menggunakan teknik menulis berita hingga

Kamis, 24 September 2015

Seputar Desa Raanan Lama

Tebak ayo gunung Lolombulan terletak dimana? Ya benar, ada di Minahasa selatan tepatnya di Kecamatan Motoling Barat. Kalau kamu pernah berkunjung di desa motoling pasti yang terlintas di pikiran kamu adalah Cap Tikus, benar kan? Hehehe…

Buat kamu yang belum pernah berkunjung di tanah yang subur ini ayo deh ambil waktu liburanmu untuk berkunjung di desa motoling. Anda bisa menikmati keindahan alam, budaya, dan sejarah yang ada disana.

Desa Motoling terbagi 3 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Motoling, Motoling Barat, dan Motoling Timur. Namun kali ini saya akan membahas 1 desa yang ada di kecamatan motoling.

Sebelum kita membahas salah satu desa yang ada di kecamatan motoling, nih saya kasi tau Kecamatan Motoling terbagi 7 Desa, diantaranya Desa Picuan Baru, Desa Motoling, Desa Motoling 1, Desa Motoling 2, Desa Motoling Mawale, Desa Raanan Lama, dan Desa Lalumpe. Nah sekarang udah tau kan desa-desa yang ada di kecamatan Motoling.

Rabu, 19 Agustus 2015

Burung Garuda Indonesia



Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)

Elang Jawa (latin "Spizaetus bartelsi" sekarang "Nisaetus bartelsi") merupakan salah satu jenis burung pemangsa yang unik dan hanya terdapat di Pulau Jawa (endemik jawa). Ciri khasnya kepala berwarna coklat kemerahan, memiliki mata yang ganas dan jambul yang indah serta paruh yang kokoh dan tajam untuk mencabik mangsanya. Satwa ini mempunyai kemiripan dengan burung Garuda pada lambang negara kita, maka pada tahun 1993 burung ini ditetapkan sebagai lambang satwa langka Indonesia.

Benarkah burung Garuda itu Elang Jawa?