Isu lingkungan pemanasan global akhir-akhir ini sangat populer. Gerakan-gerakanya sudah banyak di lakukan.
Hari ini salah satu gerakan yang paling mencuri mata dunia di lakukan oleh gadis berumur 16 tahun Greta Thunberg.
Prediksi IPCC (Panel on Climete Change) suhu bumi akan naik dua kali lipat di tahun 2100, bahkan emisi paris tercapai, bisa sja suhu bumi akan naik 4 derjat, berarti hutan tropis planet ini akan menjadi savana rawan kebakaran.
Bahkan ada skenario paling buruk. Di kenaikan dua derajat lapisan es akan mulai hancur, tambah 400 juta orang akan kekurangan air, kota-kota besar di sekitar garis khutulistiwa akan menjadi tak layak huni. Dengan kenaikan tiga derajat Eropa selatan bakal mengalami kekeringan permanen, kekeringan rata-rata di Amerika Tengah bakal berlangsung sembilan belas bulan lebih lama sementara di Karabia dua puluh satu bulan lebih lama. Di Afrika utara, perpanjangan enam puluh bulan. Daerah yang kena kebakaran hutan meluas dua kali lipat di kawasan laut Tengah dan enam kali lipat atau lebih di Amerika Serikat. Dengan kenaikan empat derajat, bakal terjadi tambahan delapan juta kasus deman berdara tiap tahun di Amerika Latin dan krisis pangan global. Dapat terjadi 9 persen lebih banyak kematian terkait panas.
Alfret S Palalo
Art, Sport and Science
Mahasiswa Pencinta Alam ARTSAS Fakultas Ilmu Budaya-UNSRAT
Rabu, 22 April 2020
Kamis, 31 Maret 2016
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN WARUGA (MINAHASA UTARA)
Awal dari sejarah Waruga mencatat bahwa mula-mula Suku Minahasa jika mengubur orang
meninggal sebelum ditanam terlebih dulu dibungkus dengan daun woka (sejenis
janur). Lambat laun, terjadi perubahan dalam kebiasaan menggunakan daun woka. Kebiasaan dibungkus daun ini
berubah dengan mengganti wadah rongga pohon
kayu atau nibung kemudian orang meninggal dimasukkan ke dalam rongga pohon lalu ditanam dalam tanah. Baru
sekitar abad IX Suku Minahasa mulai menggunakan Waruga.
Waruga adalah makam/kuburan leluhur orang Minahasa (Suku Minahasa) yang terbuat
dari batu (Batuan Beku “igneous rock”/Batu
Demato) dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas
KONSERVASI DAN SLANK
Oleh: Viando
Imanuel Manarisip (ART 2202 Z)
Konservasi
Bercerita
tentang lingkungan hidup mungkin hanya sebagian orang saja yang mengerti dengan
kata “Konservasi”. Kata ini begitu akrab dikalangan pencinta alam maupun para
peduli lingkungan. Agustus lalu di kota Bitung (Sulawesi utara), ketika para Aktivis
Lingkungan memperingati Hari Konservasi Nasional disana terlihat dan didapati adanya
masyarakat yang masih bingung dan kurang paham dengan konservasi.
Konservasi
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pemeliaraan dan perlindungan
sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan
pelestarian, namun secara harafia Konservasi adalah usaha untuk melestarikan
dan memperbarui sumber-sumber alam agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan
sosial kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Sumber-sumber
alam yang harus dilestarikan dan diperbaharui antara lain sungai, danau, laut,
hutan, dan kawasan alam terbuka serta populasi fauna yang beraneka ragam,
termasuk juga tanah yang subur dan udara yang bersih.
Konservasi
juga berarti langkah-langkah penghematan energi dengan penggunaan teknologi
yang efisien serta mengubah berbagai kebiasaan yang memboroskan energi.
Tentunya tujuan utama dari program konservasi adalah untuk melestarikan
berbagai jenis tumbuhan, hewan dan segala mahkluk penghuni alam yang merupakan
keanekaragaman hayati yang ada di planet bumi ini dengan cara melindungi bumi
dan air yang menjadi tempat mereka hidup.
Di
Indonesia, kebijakan koservasi diatur ketentuannya dalam UU 5/90 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. UU ini memiliki beberapa
turunan Peraturan Pemerintah (PP), diataranya:
1.
PP 68/1998 terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA)
dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
2.
PP 7/1999 terkait
pengawetan/perlindungan tumbuhan dan satwa.
3.
PP 8/1999 terkait
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar/TSL
4.
PP 36/2010
terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman nasional
(TM), taman hutan raya (THR), dan taman wisata alam (TWA).
Meskipun
luas Indonesia hanya 1,3% dari total permukaan bumi, namun sebagai negara
kepulauan, Indonesia merupakan habitat yang penting bagi 17% dari seluruh
spesies tumbuhan dan hewan dunia yang sangat unik dan tak dapat ditemukan di
belahan bumi manapun.
Indonesia
juga merupakan tempat hidupnya 17% dari seluruh spesies burung di dunia, 12%
dari seluruh mamalia, 16% dari semua jenis reptile dan hewan amfibi, serta 33%
dari seluruh spesies serangga di dunia.
Sebagai
negara kepulauan terluas di dunia, Indonesia banyak menghadapi bahaya kerusakan
lingkungan. Dan harus kita sadari kerusakan lingkungan tentunya berlangsung
lebih cepat daripada pemulihannya. Selain memerlukan waktu, diperlukan dukungan
banyak pihak untuk menjamin agar sumber-sumber alam di wilayahnya selalu
terjaga.
Slank
Slank
merupakan salah satu band Indonesia yang ikut campur dalam pelestarian
lingkungan di negara ini. Melalui musik, band yang sudah berkarya lebih dari 30
tahun ini sudah banyak menyuarahkan pesan-pesan lingkungan. Kepedulian mereka
terhadap lingkungan dan alam bisa didengar dari lagu-lagu ciptaan mereka
seperti “Gak Perawan”, “Alami”, “Bocah”, “Tepi Campuhan”, “Lembah Bailem” dll.
Bukan
hanya melalui lagu saja, Slank juga terlibat dalam kampanye lingkungan. Dimana
vokalis mereka Kaka Slank yang aktif dalam penolakan tambang di Pulau Bangka Minahasa
Utara dan Slank juga ikut melestarikan hewan endemik yang ada di Sulawesi Utara
yaitu Yaki. Dengan menjadi Duta Yaki, mereka aktif dalam kepedulian alam di
Bumi Nyiur melambai ini.
Bulan
Agustus lalu, ketika Manado kedatangan Band Slank dalam rangka kemerdekaan
Indonesia yang ke 70 Tahun, mereka mengadakan konser di Pantai Malalayang
(15/7/15). Bersama TNI AL
Perasaan Seni
Serasa
manis sejuknya
embun
embun
Selagu
merdu dersinya
angin
angin
Membisik,
Mengajak
aku
Berpantun
Berpantun
Mengayun
jiwa
Ketempat dingin
Ketempat dingin
Jika kau
datang sekuat
raksasa
raksasa
Atau
kau menjelma secantik
juwita
juwita
Dalam
tubuh kau
berkuasa
berkuasa
Dalam
dada kau
bertahta.
bertahta.
Puisi oleh : Y.E Tatengkeng
Sabtu, 10 Oktober 2015
Pelatihan Jurnalisme Lingkungan MPA ARTSAS
Para Peserta Jurnalisme Lingkungan |
Jumat, 25 September 2015 Mahasiswa Pencinta Alam Artsas yang bekerjasama
dengan SulutGreen.com mengadakan pelatihan Jurnalistik kepada calon anggota mereka.
Pelatihan ini berlangsung di gedung Theater Hall Fakultas Ilmu Budaya Unsrat
dari pukul 4 hingga 6 sore yang diikuti oleh 7 calon anggota dan 5 anggota Mpa
Artsas.
Pelatihan Jurnalistik ini dalam rangkaian Pendidikan Dasar kepada
Calang (Calon Anggota) Mpa Artsas 2015 dan dipimpin langsung oleh Reza Tumanken
selaku Ketua Umum. materi yang dibawakan yaitu Jurnalisme Lingkungan oleh
Themmy Aditya Nugraha yang juga penulis di media lingkungan Sulutgreen.com dan
Mongabay Indonesia.
Materi yang diberikan agak sedikit berbeda, yaitu “Jurnalisme
Lingkungan”. Dimana para peserta bukan hanya mempelajari dasar-dasar
jurnalistik yaitu 5W + 1H namun diajarkan juga untuk memahami lebih jauh lingkungan
hidup dengan undang-undangnya yang sudah diatur, serta pentingnya mempelajari
Jurnalisme Lingkungan dan elemen-elemen Jurnalisme hingga masalah lingkungan hidup
lebih dalam.
Selama materi berlangsung para peserta terlihat asik mengikuti
pelatihan ini, peserta diajarkan menulis sebuah berita dengan menggunakan
teknik menulis berita hingga
Kamis, 24 September 2015
Seputar Desa Raanan Lama
Tebak ayo gunung
Lolombulan terletak dimana? Ya benar, ada di Minahasa selatan tepatnya di
Kecamatan Motoling Barat. Kalau kamu pernah berkunjung di desa motoling pasti
yang terlintas di pikiran kamu adalah Cap Tikus, benar kan? Hehehe…
Buat kamu yang belum pernah
berkunjung di tanah yang subur ini ayo deh ambil waktu liburanmu untuk
berkunjung di desa motoling. Anda bisa menikmati keindahan alam, budaya, dan
sejarah yang ada disana.
Desa Motoling terbagi 3 Kecamatan,
diantaranya Kecamatan Motoling, Motoling Barat, dan Motoling Timur. Namun kali
ini saya akan membahas 1 desa yang ada di kecamatan motoling.
Sebelum kita membahas salah satu desa
yang ada di kecamatan motoling, nih saya kasi tau Kecamatan Motoling terbagi 7
Desa, diantaranya Desa Picuan Baru, Desa Motoling, Desa Motoling 1, Desa
Motoling 2, Desa Motoling Mawale, Desa Raanan Lama, dan Desa Lalumpe. Nah
sekarang udah tau kan desa-desa yang ada di kecamatan Motoling.
Rabu, 19 Agustus 2015
Burung Garuda Indonesia
Elang Jawa (Spizaetus
bartelsi)
Elang
Jawa (latin "Spizaetus bartelsi" sekarang "Nisaetus
bartelsi") merupakan salah satu jenis burung pemangsa
yang unik dan hanya terdapat di Pulau Jawa (endemik jawa). Ciri khasnya kepala
berwarna coklat kemerahan, memiliki mata yang ganas dan jambul yang indah
serta paruh yang kokoh dan tajam untuk mencabik mangsanya. Satwa ini mempunyai
kemiripan dengan burung Garuda pada lambang negara kita, maka pada tahun 1993
burung ini ditetapkan sebagai lambang satwa langka Indonesia.
Benarkah
burung Garuda itu Elang Jawa?
Langganan:
Postingan (Atom)